Nama*: | fika rachman |
URL*: | http://acivliciouz.blogspot.com |
Title*: | Membuat Pupuk Cair |
Email*: | acivliciouz@yahoo.com |
Foto*: | sawangan.jpg |
Isi*: | Dunia pertanian samasekali asing bagi saya, meski saya dibesarkan di keluarga petani -kakek dan buyut saya petani- tak banyak membuat saya tahu banyak soal cara bertani. Sejak kecil saya tidak akrab dengan sawah dan kebun. Jadinya ya seperti ini, pengetahuan saya NOL besar soal merawat tanaman. Untungnya saya masih punya kesempatan untuk belajar bersama petani di Dusun Treko Sawangan Magelang. Selama ini mereka selalu membeli pupuk cair yang per setengah liternya dihargai 35 ribu rupiah. Dari kang Muhidin, petani Dusun Wonolelo, saya baru tahu ternyata pupuk cair tersebut berasal dari urin sapi alias kencing sapi yang dikemas. Olalala... sebenarnya itu semua bisa didapat dari kandang-kandang ternak warga setempat, gratisss -cringg**. Secara parsipatoris warga membangun wadah-wadah penampungan air kencing sapi di kandang seorang warga, kedepannya juga akan digilir dari kandang ke kandang. Untuk membuat wadah penampungan kencing sapi sangat sederhana. Cukup dengan bis beton yang dijejer lalu disemen dibawahnya, agar kencing sapi tidak meresap di tanah. Fungsinya: bis beton pertama untuk menampung air kencing pertama dari kandang yang masih berbaur dengan kotoran sapi, sedangkan bis beton kedua untuk menampung saringan kencing dari bis beton pertama yang sudah mengendap kotorannya. Tips: agar kencing sapi dalam bak tidak menimbulkan bau tak sedap, masukkan sejenis tanaman jamu (lempunyang, jahe, kunyit, temulawak dll) ke dalam bak. Setelah air kencing sapi terkumpul, bisa langsung digunakan sebagai pupuk tanaman. Setiap satu liter kencing sapi dicampur dengan lima liter air, komposisinya 1:5 atau 1:6. Jika komposisi pupuk dan air tidak seimbang, justru akan membuat tanaman terbakar dan kering karena overdosis. hehehehe... Selamat bereksperimen.... |
Blogger Malang Selatan
Comments (0)
Posting Komentar